RESUME VIDEO PEMBENTUKAN BUMI
TEORI BIG BANG (ledakan besar akibat suhu tinggi dan energi yang sangat besar)
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari
kondisi super padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta
tahun lalu.
Para ilmuwan juga
percaya bawa Big Bang membentuk sistem tata surya. Ide sentral dari teori ini
adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan hasil
pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain,
dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus.
Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya
suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.
Pada tahun 1929 Astronom Amerika Serikat, Edwin Hubble
melakukan observasi dan melihat Galaksi yang jauh dan bergerak selalu menjauhi
kita dengan kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara Galaksi-galaksi
bertambah setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa Alam Semesta kita
tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama, namun bergerak mengembang.
Kemudian ini menimbulkan suatu perkiraan bahwa Alam Semesta bermula dari
pengembangan di masa lampau yang dinamakan Dentuman Besar.
Pada saat itu dimana
Alam Semesta memiliki ukuran nyaris nol, dan berada pada kerapatan dan panas
tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan laju pengembangan yang
kritis, yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya segera mengerut, atau
terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi kurang lebih kosong. Dan sesudah itu,
kurang lebih jutaan tahun berikutnya, Alam Semesta akan terus mengembang tanpa
kejadian-kejadian lain apapun. Alam Semesta secara keseluruhan akan terus
mengembang dan mendingin.
Alam Semesta berkembang, dengan laju 5%-10% per seribu
juta tahun. Alam Semesta akan mengembang terus,namun dengan kelajuan yang
semakin kecil,dan semakin kecil, meskipun tidak benar-benar mencapai nol.
Walaupun andaikata Alam Semesta berkontraksi, ini tidak akan terjadi setidaknya
untuk beberapa milyar tahun lagi. Jagad
raya terbentuk melalui periode mengembang dan menyusut karena bereaksi dengan
hidrogen
SIR FRED HOYLE Seorang ahli astronomi Amerika pendukung teori ledakan besar
(Big Bang). seorang astronom Inggris terkenal, terutama untuk kontribusinya pada teori nukleosintesis
bintang dan pendapat kontroversialnya
mengenai hal-hal kosmologi dan ilmiah
lainnya, secara khusus terutama penolakannya terhadap teori "Big Bang", sebuah istilah yang awalnya diciptakannya sebagai gurauan,
yang mungkin sedikit meremehkan, atas suatu teori yang merupakan saingan utama
dari teori miliknya sendiri.
Setiap pembentukan
ruang selalu diisi oleh materi baru dan membentuk banyak galaksi Tabrakan
antara galaksi Bimasakti dan Andromeda akan terjadi sekitar 4 milyar tahun
lagi. Tapi tabrakan antara 2 buah galaksi tidaklah seperti bayangan kita
bahwa tabrakan itu akan menimbulkan kehancuran dan bintang akan kocar kacir.
Tabrakan antara dua galaksi justru menghasilkan penggabungan antara keduanya
yang membentuk sebuah galaksi ellips. Itulah yang diperkirakan akan terjadi
dengan Bimasakti dan Andromeda saat keduanya bertabrakan. Tapi sebelum tabrakan
Andromeda-Bimasakti terjadi, Matahari akan memasuki tahap evolusi berikutnya yang menyebabkan Bumi sudah tidak lagi nyaman untuk kehidupan.
Artinya pada saat itu, Bumi sudah menjadi planet yang sangat panas yang tidak
lagi dapat mempertahankan air dalam wujud cair di permukaannya. Tidak hanya
itu, ketika Matahari mengembang menjadi raksasa merah, ada kemungkinan Bumi
akan ditelan masuk ke dalam atmosfer Matahari. Pada saat itu Bumi akan
mengalami tabrakan dengan partikel-partikel gas. Orbitnya akan menyusut dan ia
akan bergerak spiral kedalam. Itulah akhir dari kisah perjalanan Bumi dan
kehidupan di dalamnya.
ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI
Awal mulanya dunia ini hanya sebatas planet yang kosong
dan lama kelamaan dunia ini penuh dengan makhluk-makhluk yang menempati bumi
ini dan mulailah terjadi kehidupan di dunia ini. Sejarah kehidupan dibumi
dapat diungkap melalui fosil. Fosil telah menjadi bukti yang paling kuat
untuk menjelaskan tentang kejadian makroevolusi. Makroevolusi merupakan
perubahan dalam skala besar diatas tingkatan spesies yang berlangsung
dalam jangka waktu yang sangat lama. Kebanyakan fosil ditemukan tertanam
dalam batuan sediment. Melalui prose alami yang panjang, sediment-sedimen
dapat tersusun secara berlapis-lapis membentuk strata (tingkatan). Setiap
lapisan strata, disebut catatan fosil berguna bagi ilmuwan untuk
menjelaskan sejarah kehidupan dibumi. Studi kasus yang mempelajari catatan
fosil disebut paleontology. Dibawah ini adalah beberapa teori asal mula
kehidupan dibumi.
Bumi kita dahulu terbentuk dalam keadaan hangat dan pijar
yang secara perlahan – lahan bumi mengadakan kondensasi atau lebih dingin
sehingga pada suatu saat terbentuklah kerak atau kulit bumi. Bagian yang
berbentuk cair membentuk samudera atau hidrosfer, sedangkan bagian yang
berbentuk gas disebut atmosfer dan yang berbentuk padat disebut litosfer.
Lapisan bumi yang dihuni oleh berbagai makhluk hidup
melangsungkan kehidupannya disebut biosfer. Dalam kehidupan makhluk hidup
tersebut, terbentuk suatu sistem hubungan antara makhluk hidup dengan materi
dan energi yang mengelilinginya.
Ciri – ciri sebuah
benda hidup atau makhluk hidup ialah :
1. Melakukan pertukaran zat atau metabolisme, yakni adanya zat yang masuk dan
keluar.
2. Tumbuh atau bertambah besar karena pertambahan dari dalam dan bergerak.
3. Melakukan reproduksi atau berkembangbiak.
4. Memiliki irabilitas atau kepekaan terhadap rangsangan dan memberikan reaksi
terhadap rangsangan itu.
5. Memiliki kemampuan mengadakan adaptasi terhadap lingkungan.
Secara perlahan-lahan bumi mengadakan kondensasi atau
menjadi lebih dingin sehingga pada suatu saat terbentuklah kerak atau kulit
bumi. Yang berbentuk cair membentuk samudra atau hidrosfer, yang berbentuk gas
disebut atmosfer dan yang berbentuk padat disebut litosfer. Pada saat ini kulit
bumi tersebut dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup yang beraneka ragam.
Lapisan bumi yang dihuni oleh berbagai makhluk hidup itu kita sebut
biosfer.
Banyak terdapat teori maupun paham-paham yang dikemukakan
oleh para ilmuan mengenai teori awal mula kehidupan di dunia. Namun semuanya belum
dapat memberikan jawaban yang pasti. Sebenarnya sudah sejak zaman Yunani Kuno
manusia berusaha memberikan jawaban terhadap awal mula kehidupan di muka bumi
ini. Namun, jawaban itu umumnya hanya berupa dongeng atau mitos belaka. Berikut
ini dikemukakan beberapa teori-teori awal mula makhluk hidup di dunia, sebagai
bahan kajian kita untuk mengenal lebih jauh sejarah awal mula kehidupan di
dunia.
Usia Bumi kurang lebih adalah 3000 juta tahun , namun
hadirnya kehidupan diatas bumi barulah sekitar 2000 tahun, dan berwal dari
mahluk yang sangat sederhana.
Hal itu diketahui berdasarkan penelitian dan analisis dengan menggunakan metode perbandingan zat radioaktif dengan zat hasil seluruhnya. Dengan metode itu pula diperkirakan bahwa bumi telah membentuk batuan sejak 5 ribu juta tahun yang lalu. Dari berbagai penelitian terdapat batuan yang berumur 3,5 juta tahun yang telah menunjukan tanda-tanda kehidupan atau fosil.
Hal itu diketahui berdasarkan penelitian dan analisis dengan menggunakan metode perbandingan zat radioaktif dengan zat hasil seluruhnya. Dengan metode itu pula diperkirakan bahwa bumi telah membentuk batuan sejak 5 ribu juta tahun yang lalu. Dari berbagai penelitian terdapat batuan yang berumur 3,5 juta tahun yang telah menunjukan tanda-tanda kehidupan atau fosil.
Kita mengenal beberapa hipotesis
tentang asal mula kehidupan. Perlu diketahui bahwa hipotesis yang dikemukakan
para ahli tidak terlepas dari cara penalaran seseorang dari zaman ke zaman,
oleh karena itu ada beberapa hipotesis yang agak kurang tepat kedengarannya.
Namun sebaliknya, ada beberapa hipotesis yang benar bila ditinjau dari segi
logika.
Berikut beberapa
hipotesis atau teori tentang dari mana asal kehidupan di Bumi :
1.
Hidup dari Tuhan
Pendapat ini lebih
dikenal dengan paham, Penciptaan Khusus yang mengandung arti bahwa Tuhan
langsung turun tangan. Ilmuwan Tidak menolak anggapan ini, tetapi semacam itu
diluar taraf dan batas ilmu pengetahuan. Pendapat ini dikenal dengan sebutan
Teori Transedental , yang berpendapat bahwa semua ciptaan dari sisi “Religi “
adalah Ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dan itu luar jangkauan sains.
Teori Asal-usul
Kehidupan di Bumi
·
Teori Kosmozoa
Teori ini menerangkan
adanya kehidupan di bumi kita dengan mengandaikan bahwa kehidupan dibawa kemari
dari tempat lain di alam semesta, boleh jadi tergabung dalam meteorit yang
jatuh.
·
Teori Pfluger
Teori ini menyatakan
bahwa bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas, kemudian dari bahan itu
mengandung karbon dan nitrogen terbentuk senyawa Cyanogen (CN). Senyawa
tersebut dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya terbentuk
zat protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.
·
Teori Moore
Teori ini menyatakan
bahwa makhluk hidup dapat muncul dari kondisi ysng cocok dari bahan anorganik
pada saat bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks dalam
larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai akan muncullah
hidup.
·
Teori Allen
Teori ini menyatakan
bahwa pada saat keadaan fisis bumi ini seperti’ keadaan sekarang, beberapa
reaksi terjadi yaitu energi yang datang dari sinar matahari diserap oleh zat
besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi
antara nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di
muka bumi akan membentuk zat-zat yang difus yang akhirnya membentuk protoplasma
benda hidup.
·
Teori Transendental
Teori ini merupakan
jawaban secara religi bahwa benda hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau
Tuhan Yang Maha Kuasa di luar jangkauan sains.
Perubahan secara bertahap dari semua makhluk hidup itu,
terjadi perlahan dan terus – menerus dan disebut dengan evolusi. Evolusi yang
terjadi di bumi ini tidak berlangsung secara cepat tapi bertahun – tahun dan
sampai sekarang kehidupan dibumi berlangsung Dibawah ini adalah beberapa Zaman
asal mula kehidupan dibumi bumi :
a) Era arkea /archean (4600-2500 juta tahun)
Pada era arkean bumi terbentuk melalui proses evolusi biokimiawi yang
selanjutnya proses tersebut menghasilkan sel pertama dan menghasilkann
organisme pertama.
b) Era proteozoikum/proterozoic (2500-544 juta tahun)
Pada era ini bumi terbentuk melalui sel prokarya, lalu sel prokarya
menghasilkan bakteri penghasil oksigen yg berguna bagi seluruh kehidupan
manusia.Selain itu bumi juga terbentuk melelui sel eukaryota pertama yg
mengahasilkan protista yg terbagi menjadi ; profita, protozoa, hewan overtabrata
muncul.
c) Era Palezoikum/paleozoic (544-250 juta tahun)
Pada zaman ini muncul hewan hewan bertulang belakang seperti arthropoda,
vertebrata. contoh : ikan, reptil dan fungi
d) Era Mesozoikum/mesozoic (250-60 juta tahun)
Pada zaman ini muncul hewan – hewan dinosaurus kecil lalu besar dan lama
kelaman pada zaman ini semua hewan dinosaurus punah
e) Era senozoikum/cenozoic (65 juta tahun)
Pada zaman ini mulai muncul mamalia kecil dan tak lama muncul mamalia besar
. dan pada eara ini muncul hewan primata seperti monyet ,karena monyet
merupakan nenek moyang manusia yg disebut manusia purba lalu muncul manusia
pertama dan muncul manusia modern.
Beberapa Teori Ilmiah Lain Tentang Asal Usul Kehidupan di Bumi
Ø Teori Abiogenesis
Tokoh teori Abiogenesis adalah
Aristoteles (384-322 SM). Dia adalah seorang filosof dan tokoh ilmu pengetahuan
Yunani Kuno. Teori Abiogenesis ini menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama
kali menghuni bumi ini berasal dari benda mati. Sebenarnya Aristoteles
mengetahui bahwa telur-telur ikan apabila menetas akan menjadi ikan yang
sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil
perkimpoian dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan
bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur.
Bagaimana
cara terbentuknya makhluk tersebut? Menurut penganut paham abiogenesis, makhluk
hidup tersebut terjadi begitu saja atau secara spontan. Oleh sebab itu, paham
atau teori abiogenesis ini disebut juga paham generation spontaneae.
Jadi,
kalau pengertian abiogenesis dan generation spontanea kita gabungkan, maka
pendapat paham tersebut adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut
dari benda mati / tak hidup yang terjadinya secara spontan, misalnya :
1.
ikan dan katak berasal dari Lumpur.
2.
Cacing berasal dari tanah, dan
3.
Belatung berasal dari daging yang membusuk.
Paham abiogenesis bertahan cukup
lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno (Ratusan Tahun Sebelum Masehi) hingga
pertengahan abad ke-17. Pada pertengahan abad ke-17, Antonie Van Leeuwenhoek
menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda
aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh para
pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini
seolah-olah memperkuat pendapat mereka.
Ø Teori Biogenesis
Walaupun telah bertahan selama
ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan paham abiogenesis. Orang –orang
yang ragu terhadap kebenaran paham abiogenesis tersebut terus mengadakan
penelitian memecahkan masalah tentang asal usul kehidupan. Orang-orang yang
tidak puas terhadap pandangan Abiogenesis itu antara lain Francesco Redi
(Italia, 1626-1799), dan Lazzaro Spallanzani ( Italia, 1729-1799), dan Louis
Pasteur (Prancis, 1822-1895). Beredasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh
ini, akhirnya paham Abiogenesis / generation spontanea menjadi pudar karena
paham tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
a)
Percobaan Francesco Redi ( 1626-1697)
Untuk menjawab keragu-raguannya
terhadap paham abiogenesis, Francesco Redi mengadakan percobaan. Pada percobaannya
Redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples. Percobaan Redi
selengkapnya adalah sebagai berikut :
·
Stoples I : diisi dengan sekerat daging,
ditutup rapat-rapat.
·
Stoples II :diisi dengan sekerat daging, dan
dibiarkan tetap terbuka.
·
Stoples III : disi dengan sekerat daging,
dibiarkan tetap terbuka.
Selanjutnya ketiga stoples tersebut
diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam
ketiga stoples tersebut diamati.
Dan
hasilnya sebagai berikut:
·
Stoples I : daging tidak busuk dan pada daging
ini tidak ditemukan jentik / larva atau belatung lalat.
·
Stoples II : daging tampak membusuk dan
didalamnya ditemukan banyak larva atau belatung lalat.
Berdasarkan hasil percobaan
tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapat
dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang
membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika
lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat
keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya
ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung
relative sedikit.
B) percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)
Seperti halnya Francesco Redi,
Spallanzani juga menyangsikan kebenaran paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia
mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi,
tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna.
Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani
menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu. Adapun
percoban yang yang dilakukan Spallanzani selengkapnya adalah sebagai berikut :
·
Labu I : diisi air 70 cc air kaldu, kemudian
dipanaskan 15oC selama beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
·
Labu II : diisi 70 cc air kaldu, ditutup
rapat-rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus dengan
mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar.
Selanjutnya, labu
dipanaskan.selanjutnay, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya
diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang.
Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air
kaldu pada kedua labu tersebut.
Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
·
Labu I : air kaldu mengalami perubahan, yaitu
airnya menjadi bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak. Setelah diteliti
ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba.
·
Labu II : air kaldu labu ini tidak mengalami
perubahan, artinya tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap serta tidak
mengandung mikroba. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi,
ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh
serta baunya tidak enak (busuk).
Berdasarkan
hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang
ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi
berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi
kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut.
Pendukung paham Abiogenesis menyatakan
keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. M,enurut
mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan
udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation spontanea.
c) Percobaan Louis Pasteur (1822-1895)
Dalam menjawab keraguannya terhadap
paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan untuk menyempurnakan
percobaan Lazzaro Spallanzani. Dalam percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air
kaldu dengan alat labu. Langkah-langkah percobaan Pasteur selengkapnya adalah
sebagai berikut :
·
Langkah I : labu disi 70 cc air kaldu, kemudian
ditutup rapat-rapat dengan gabus. Celah antara gabus dengan mulut labu diolesi
dengan paraffin cair. Setelah itu pada gabus tersebut dipasang pipa kaca
berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan.
·
Langkah II : selanjutnya labu didinginkan dan
diletakkan ditempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan air kaldu
diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetep jernih dan tidak mengandung
mikroorganisme.
·
Langkah III : labu yang air kaldu didalamnya
tetap jernih dimiringkan sampai air kaldu didalamnya mengalir kepermukaan pipa
hingga bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu diletakkan kembali pada tempat
yang aman selama beberapa hari. Kemudian keadaan air kaldu diamati lagi.
Ternyata air kaldu didalam labu menjadi busuk dan banyak mengandung
mikroorganisme.
Melalui
pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat
dalam air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah
terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat
percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup
lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan
terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam
labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi.
Pada
saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan
dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat
pemanasan air kaldu.
Setelah
labu dimiringkan hingga air kaldu sampai kepernmukan pipa, air kaldu itu akan
bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme.
Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut
terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air
kaldu menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut.
Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation
spontanea, yangmenyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang
terjadi secara spontan.
Berdasarkan hasil percobaan Redi,
Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan
munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang dikenal dengan
teori Biogenesis.
Ø
Teori Abiogenesis
Teori
itu menyatakan :
1.
omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup
berasal dari telur.
2. Omne
ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan
3. Omne
vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Walaupun Louis Pasteur dengan
percobaannya telah berhasil menumbangkan paham Abiogenesis atau generation
spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham Biogenesis, belum berarti bahwa
masalah bagaimana terbentuknya makhluk hidup yang pertama kali terjawab.
Ø Teori Evolusi Kimia Menurut Harold Urey (1893)
Harold Urey adalah ahli Kimia
berkebangsaan Amerika Serikat. Dia menyatakan bahwa pada suatu saat atmosfer
bumi kaya akan molekul zat seperti Metana (CH4), Uap air (H2O), Amonia(NH2),
dan karbon dioksida (CO2) yang semuanya berbentuk uap. Karena adanya pengaruh
energi radiasi sinar kiosmis serta aliran listrik halilintar terjadilah reaksi
diantara zat-zat tersebut menghasilkan zat-zat hidup. Teori evolusi Kimia dari
Urey tersebut biasa dikenal dengan teori Urey.
Menurut Urey, zat hidup yang pertama
kali terbentuk mempunyai susunan menyerupai virus saat ini. Zat hidup tersebut
selama berjuta-juta tahun mengalami perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk
hidup. Menurut Urey, terbentuknya makhluk hidup dari berbagai molekul zat di
atmosfer tersebut didukung kondisi sebagai berikut :
a. kondisi
1 : tersedianya molekul-molekul Metana, Amonia, Uap air, dan hydrogen yang
sangat banyak di atmosfer bumi
b. kondisi
2 : adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan
radiasi sinar kosmis yang menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk
molekul zat yang lebih besar,
c. kondisi
3 : terbentuknya zat hidup yang paling secerhana yang susunan kimianay dapat
disamakan dengan susunan kimia virus, dan
d. kondisi
4 : dalam jangka waktu yang lama (berjuta-juta tahun), zat idup yang terbentuk
tadi berkembang menjadi sejenis organisme (makhluk hidup yang lebih kompleks).
Ø Eksperimen Stanley Miller
Miller adalah murid Harold Urey yang
juga tertarik terhadap masalah asal usul kehidupan. Didasarkan informasi
tentang keadaan planet bumi saat awal terbentuknya, yakni tentang keadaan suhu,
gas-gas yang terdapat pada atmosfer waktu itu, dia mendesain model alat
laboratorium sederhana yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis Harold
Urey.
Kedalam alat yang diciptakannya,
Miller memasukan gas Hidrogen, Metana, Amonia, dan Air. Alat tersebut juaga
dipanasi selama seminggu, sehingga gas-gas tersebut dapat bercampur didalamnya.
Sebagai pengganti energi aliran listrik halilintar, Miller mengaliri perangkat
alat tersebut dengan loncatan listrik bertegangan tinggi. Adanya aliran listrik
bertegangan tinggi tersebut menyebabkan gas-gas dalam alat Miller bereaksi
membentuk suatu zat baru. Kedalam perangkat juga dilakukan pendingin, sehingga
gas-gas hasil reaksi dapat mengembun.
Pada akhir minggu, hasil pemeriksaan
terhadap air yang tertampung dalam perangkap embun dianalisis secar kosmografi.
Ternyata air tersebut mengandung senyawa organic sederhana, seperti asam amino,
adenine, dan gula sederhana seperti ribose. Eksperimen Miller ini dicoba
beberapa pakar lain, ternyata hasilnya sama. Bial dalam perangkat eksperimen
tersebut dimasukkan senyawa fosfat, ternyata zat-zat yang dihasilkan mengandung
ATP, yakni suatu senyawa yang berkaitan dengan transfer energi dalam kehidupan.
Lembaga penelitian lain, dalam penelitiannya menghasilkan senyawa-senyawa
nukleotida.
Eksperimen Miller dapat memberiakn
petunjuk bahwa satuan- satuan kompleks didalam sistem kehidupan seperti Lipida,
Karbohidrat, Asam Amino, Protein, Mukleotida dan lain-lainnya dapat terbentuk
dalam kondisi abiotik. Teori yang terus berulang kali diuji ini diterima para ilmuwan
secara luas. Namun, hingga kini masalah utama tentang asal-usul kehidupan tetap
merupakan rahasia alam yang belum terjawab. Hasil yang mereka buktikan barulah
mengetahui terbentuknya senyawa organik secara bertahap, yakni dimulai dari
bereaksinya gas-gas diatmosfer purba dengan energi listrik halilintar.
Selanjutnay semua senyawa tersebut bereaksi membentuk senyawa yang lebih
kompleks dan terkurung dilautan. Akhirnya membentuk senyawa yang merupakan
komponen sel.
Ø Teori Biologi/Teori Naturalistik
Alexander Oparin adalah Ilmuwan
Rusia. Didalam bukunya yang berjudul The Origin of Life(Asal Usul Kehidupan).
Oparin menyatakan bahwa paad suatu ketika atmosfer bumi kaya akan senyawa uap
air, CO2, CH4, NH3, dan Hidrogen. Karena adanya energi radiasi benda-benda
angkasa yang amat kaut, seperti sinar Ultraviolet, memungkinkan senyawa-senyawa
sederhana tersebut membentuk senyawa organik atau senyawa hidrokarbon yang
lebih kompleks. Proses reaksi tersebut berlangsung di lautan.
Senyawa kompleks yang mula-mula terbentuk
diperkirakan senyawa aseperti Alkohol (H2H5OH), dan senyawa asam amino yang
paling sederhana. Selama berjuta-juta tahun, senyawa sederhana tersebut
bereaksi membenrtk senyawa yang lebih kompleks, Gliserin, Asam organik, Purin
dan Pirimidin. Senyawa kompleks tersebut merupakan bahan pembentuk sel.
Menurut Oparin senyawa kompleks
tersebut sangat berlimpah dilautan maupun di permukaan daratan. Adanya energi
yang berlimpah, misalnya sinar Ultraviolet, dalam jangka waktu yang amat
panjang memungkinkan lautan menjadi timbunan senyawa organik yang merupakan sop
purba atau Sop Primordial.
Senyawa kompleks yang tertimbun membentuk sop
purba di lautan tersebut selanjutnya berkembang sehingga memiliki kemampuan dan
sifat sebagai berikut :
a)
memiliki sejenis membran yang mampu memisahkan
ikatan-ikatan kompleks yang terbentuk dengan molekul-molekul organik yang
terdapat disekelilingnya;
b)
memiliki kemampuan untuk menyerap dan
mengeluarkan molekil-molekul dari dan ke sekelilingnya;
c)
memiliki kemampuan untuk memanfaatkan
molekul-molekul yang diserap sesuai denagn pola-pola ikatan didalamnya;
d)
mempunyai kemampuan untuk memisahkan
bagian-bagian dari ikatan-ikatannya. Kemampuan semacam ini oleh para ahli
dianggap sebagai kemampuan untuk berkembang biak yang pertama kali.
Senyawa kompleks dengan sifat-sifat
tersebut diduga sebagai kehidupan yang pertamakali terbentuk. Jadi senyawa
kompleks yang merupakan perkembangan dari sop purba tersebut telah memiliki
sifat-sifat hidup seperti nutrisi, ekskresi, mampu mengadan metabolisme, dan
mempunayi kemampuan memperbanyak diri atau reproduksi.
Walaupun dengan adanya
senyawa-senyawa sederhana serta energi yang berlimpah sehingga dilautan
berlimpah senyawa organik yang lebih kompleks, namun Oparin mengalami kesulitan
untuk menjelaskan mengenai mekanisme transformasi dari molekul-molekul protein
sebagai abenda tak hidup kebenda hidup. Bagaimana senyawa-senyawa organik sop
purba tersebut dapat memiliki kemampuan seperti tersebut diatas ? Oparin
menjelaskan sebagai berikut :
Protein sebagai senyawa yang
bersifat Zwittwer Ion, dapat membentuk kompleks koloid hidrofil (menyerap air),
sehingga molekul protein tersebut dibungkus oleh molekul air. Gumpalan senyawa
kompleks tersebut dapat lepas dari cairan dimana dia berada dan membentuk emulsi.
Penggabunagn struktur emulsi ini akan menghasilkan koloid yang terpiah dari
fase cair dan membentuk timbuna gumpalan atau Koaservat.
Timbunan Koaservat yang kaya
berbagai kompleks organik tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran substansi
dengan lingkungannya. Di samping itu secara selektif gumpalan Koaservat
tersebut memusatkan senyawa-senyawa lain kedalamnya terutama Kristaloid.
Komposisi gumpalan koloid tersebut bergantung kepada komposisi mediumnya.
Dengan demikian, perbedaan komposisi medium akan menyebabkan timbulnya variasi
pada komposisi sop purba. Variasi komposisi sop purba diberbagai areal akan
mengarah kepada terbentuknya komposisi kimia Koaservat yang merupakan penyedia
bahan mentah untuk proses biokimia.
Tahap selanjutnya substansi didalam
Koaservat membentuk enzim. Di sekeliling perbatasan antara Koaservat dengan
lingkungannya terjadi penjajaran molekul-molekul Lipida dan protein sehingga
terbentuklah selaput sel primitif. Terbentuknya selaput sel primitif ini
memungkinkan memberikan stabilitas pada koaservat. Dengan demikian, kerjasama
antara molekul-molekul yang telah ada sebelumnya yang dapat mereplikasi diri
kedalam koaservat dan pengaturan kembali Koaservat yang terbungkus lipida amat
mungkin akan menghasilkan sel primitif.
Kemampuan koaservat untuk menyerap
zat-zat dari medium memungkinkan bertambah besarnya ukuran koaservat.
Kemungkinan selanjutnya memungkinkan terbentuknya organisme Heterotropik yang
mampu mereplikasi diri dan mendapatkan bahan makanan dari sop Primordial yang kaya
akan zat-zat organik.
Sumber:
http://www.astronomi.us/2010/12/beberapa-teori-ilmiah-tentang-asal-usul-kehidupan-di-bumi.html (diakses pada Selasa, 21 Oktober 2014 pukul 15:50 WIB).
http://bhatarilarasati94.wordpress.com/2013/05/29/asal-mula-kehidupan-di-bumi/ (diakses pada Selasa, 21 Oktober 2014 pukul 15:50 WIB).
http://langitselatan.com/2012/07/29/nasib-bumi-ketika-galaksi-bimasakti-andromeda-bertabrakan/ (diakses pada Selasa, 21 Oktober 2014 pukul 15:50 WIB).
http://id.wikipedia.org/wiki/Fred_Hoyle (diakses pada Selasa, 21 Oktober 2014 pukul 15:50 WIB).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar