Sesungguhnya
Allah menciptakan makhluk-makhluk-Nya itu tidak sia-sia baik makhluk yang besar
maupun makhluk yang kecil, tentu memiliki manfaat yang dapat digali. Bagi
orang-orang yang berfikir, makhluk sekecil apapun mempunyai makna atas penciptaannya.
Dan bagi orang-orang yang beriman, tentu sebagai bukti agar kita selalu
bersyukur bahwasanya ada makna atas penciptaan makhluk-makhluk-Nya.
Semut adalah
makhluk kecil yang Allah ciptakan, tentu tidak sia-sia atas penciptaannya.
Ternyata ada filosofi yang terkandung dari cara hidup semut ini. Meskipun ada
sisi buruknya, semutpun memiliki sisi baik yang bisa manusia pelajari dari gaya
hidupnya.
Filosofi Semut:
1. Semut
tidak pernah menyerah. Bila anda menghalang-halangi dan berusaha menghentikan
langkah mereka, mereka selalu akan mencari jalan lain. Mereka akan memanjat ke
atas, menerobos ke bawah atau mengelilinginya. Mereka terus mencari jalan
keluar. Tidak sekali-kali menyerah untuk menemukan jalan menuju tujuannya.
2. Semut
jika berjalan dan bertemu dengan temannya ia pasti akan bersalaman. Kalau kita
ingin sukses maka kita harus selalu membangun kerjasama dengan sesama, kita
harus menjalin silaturahim dengan sesama. Hal ini perlu kita contoh karena kita
pasti membutuhkan bantuan dari orang lain, kerjasama dengan orang lain harus
selalu kita bina, network is a number one of marketing.
3. Semut
jarang sekali diam. Ia selalu saja bergerak untuk mencari bahan makanan guna
kelangsungan hidupnya. Keuletan dan kerja keras akan membawa kebahagiaan dan
keuntungan bagi kita.
4. Semut
tidak pernah memikul beban sendiri, jika ia tidak kuat memikul beban sendiri ia
akan mengajak temannya, ia selalu jalin kerjasama dengan temannya. Itu sudah
pasti diperlukan oleh sesama umat manusia, manusia tidak akan bisa hidup
sendiri tanpa membutuhkan manusia lain.
5. Semut
ternyata memberikan manfaat bagi sesamanya. Ini terlihat ketika ia menemukan
bahan makanan, akan ia bawa pulang dan bagi-bagikan kepada teman-temannya.
Tidak pernah ia habiskan sendiri makanan yang ia temukan di tempat ia menemukan
bahan makanannya itu. Filosofi saling berbagi kepada sesama ini baik untuk
diterapkan manusia agar tidak ada kecemburuan sosial, tidak akan ada istilah
kaya dan miskin, maka semua kaya semua miskin.
6. Semut
menganggap semua musim panas sebagai musim dingin. Ini adalah cara pandang yang
penting. Semut-semut mengumpulkan makanan musim dingin mereka di musim panas.
Sehingga semut sudah mempersiapkan kebutuhan yang dibutuhkan untuk masa akan
datang. Tentu dari sini manusia harus belajar menabung, karena manusia akan
memerlukan kebutuhan terdesak di masa akan datang.
7. Seberapa
banyak semut akan mengumpulkan makanan mereka di musim panas untuk persiapan
musim dingin mereka? Semampu mereka! Filosofi yang luar biasa, filosofi
"semampu mereka". Tentu agar tidak mengada-ada, kita bekerja atas apa
yang mampu kita kerjakan, karena kemampuan makhluk-makhluk Allah pun memiliki
kemampuan terbatas.
Dari perumpamaan tersebut ada orang yang mendapat
petunjuk dari Allah SWT dan ada pula yang tidak mendapat petunjuk dari Allah
SWT. Semoga kita semua senantiasa mendapat petunjuk dari Allah SWT.
www.fiqhislam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar